Selasa, 20 Oktober 2009

IMAM SYAFI'I ( 1 )

             Disini kami memulai biografi ini dengan Imam Syafi'i karena memang sejak kecil kami diajarkan mengenai syari'at islam melalui metode Beliau. bukannya fanatik atau apa, tetapi banyak jalan menuju Roma, maka banyak jalan mengikuti Rosulullah SAW salah satunya yaitu jalan yang ditempuh oleh Imam Syafi'i jalan beliau ciptakan guna mengikuti Rosulullah SAW, adapun mengenai beliau dapat dilihat di bawah.
              Nama beliau ialah Muhammad bin Idris bin Al-‘Abbas bin ‘Utsman bin Syafi’ bin Al-Saib bin ‘Ubaid bin Yazid bin Hasyim bin ‘Abd Al-Muththalib bin ’Abd Manaf. Al-Muththalib adalah saudara Hasyim yang merupakan ayah dari ‘Abdul Muththalib, kakek Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Alihi wa Sallam. Jadi, Imam asy-Syafi’i berkumpul ( bertemu nasabnya ) dengan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Alihi wa Sallam pada ‘Abdul Manaf bin Qushay, kakek Rasulullah yang ketiga. Sebutan “Asy-Syafi’i” dinisbatkan kepada kakeknya yang bernama Syafi’ bin As-Saib, seorang sahabat junior ( kecil ) yang sempat bertemu dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam ketika masih muda.
              Adapun Ibu Imam Syafi’I adalah Masih mempunyai hubungan dengan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Alihi wa Sallam yaitu samapi kepada Sayyidina Ali bin Abu Tholib menantu Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Alihi wa Sallam dengan putri beliau Sayyidatina fatimah Az-Zahra binti Sayyidina Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Alihi wa Sallam. Adapun silsilah nasab dari Ibu beliau adalah Fatimah ( Ibu Imam Syafi’I ) binti Abdullah bin Hasan bin Husain bin Ali bin Abu Tholib.
             Beliau dilahirkan di Ghazzah, Palestina pada tahun 150 H. karena ayah beliau meninggal sehingga beliau dirawat oleh ibunya saja menjadi seorang yatim. Kemudian ketika usia 2 tahun ibunya membawanya ke tanah Hijaz, Mekkah. Maka dari situ, mulailah imam Asy-Syafi’i kecil menghafal al-Qur’an dan berhasil menamatkannya dalam usia 7 tahun.
             Di Makkah beliau banyak belajar kepada para ulama Makkah salah satunya yaitu Muslim bin Khalid az-Zanji yang mengijinkan beliau memberikan fatwa pada usia 15 tahun dan Sufyan bin Uyainah seorang Imam Hadits pada masa itu. Setelah itu beliau merantau ke Madinah untuk belajar kepada Imam Malik bin Anas salah satu pendiri madzhab fiqh dan beliau menghafal kitab beliau Al-Muwaththo’ hanya dalam waktu sembilan malam pada usia kurang dari sepuluh tahun.
Adapun dibawah ini adalah diantara guru-guru Imam Syafi’I selama beliau belajar
Di Makkah
1. Muslim bin Kholid Az-Zanji ( w 180 H ), dll.
2. Ismail bin Abdullah bin Qusthonthain ( w sekitar 190 H H )
3. Sufyan bin Uyainah ( w 198 H )
4. Said bin Abui Salim Al-Qaddah ( w sebelum 200 H )
5. Daud bin Abd Ar-Rohman Al-Aththor ( 175 H )
6. Ibrahim bin Abdul Aziz bin Abdul Malik Al-Jamhi.
Di Madinah
1. Malik bin Anas ( w 179 H )
2. Abdullah bin Nafi’ Ash-Shoighi ( w 206 H )
3. Muhammad bin Ismail ( w 200 H )
4. Ibrahim bin Said Az-Zuhri ( w 185 H )
5. Abdul Aziz bin Muhammad Ad-Daruri ( w 186/187 H )
6. Ismail bin Ja’far bin Abi katsir Al-Anshori ( w 180 H )
7. Anas bin Iyadh bin Abdurrohman Al-Laitsi ( w 200 H )
8. Hatim bin Ismail Al-Madini ( w 186/187 H )
9. Yahya bin Salim At-Thoifi ( w 196 H )
10. Abdul Aziz bin Abdullah bin Abu Salmah ( w 164 H )
Di Iraq
1. Hisyam binYusuf Ash-Sho’ani ( w 197 H )
2. Yahya bin Hasan bin Hiyan At-Tunaisi ( w 208 H )
3. Ismail bin ‘Aliyyah Al-Bashri ( w 195 H )
4. Abu Usamah Khimad bin Usamah ( w 201 H )
5. Abdul Wahab bin Abdul Majid As-Saqofi
Dan dari tempat lainnya
Adapun diantara murid-murid beliau banyak sekali diantara mereka adalah
1. Ahmad bin Hanbal ( w 241 H ) pendiri Madzhab Hanbali
2. Abu Tsur bin Kholid Al-Kalabi ( w 240 H )
3. Ishaq bin Rahwaiyah ( w 238 H ) 
4. Abu Ali Hasan Az-Za’faran ( w 260 H )
5. Husain bin Ali Al-Karabisi ( w 240 H )
6. Abu bakar Abdullah bin Zubair Al-Humaidi ( w 219 H )
7. Rabi’ bin Sulaiman Al-Muradi ( w 270 H )
8. Yusuf bin Yahya Al-Buwaithi Al-Mishri ( w 231/232 H )
9. Abu Ibrahim Ismail bin Yahya Al-Muzani ( w 264 H )
10. Yusuf bin Abdul A’la ( w 264 H )
11. Abu Utsman Muhammad bin Muhammad bin Idris ( 232H )
12. Muhammad bin Abdullah bin Abdul Hakam ( 268 H )
Dan banyak lainnya

Adapun peninggalan ( karangan ) beliau diantaranya
1. Kitab Al-Umm
2. Kitab Ar-Risalah
3. Kitab Ikhtilaf Al-Hadits
4. Kitab Ahkam Al-Qur'an
5. Kitab As-Sunan dan Al-Musnad
6. Kitab Jami’ Al-Ilmu
7. Kitab Al-Hujjah
8. Kitab Mukhtashor Muzani
9. Kitab Harmalah
Dan Lainnya

Adapun hal-hal lain yang berhubungan dengan Imam Syafi’I diantaranya ialah


“Dari sahabat Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu Anhu dari Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Alihi wa Sallam sesungguhnya beliau bersabda seorang yang alim dari suku Quraisy ilmunya akan menyebar ke pelosok bumi ini.” ( HR Imam Abu Daud Ath-Thoyalisi, Ahmad, Baihaqi, Al-Baghdadi dan selain mereka )
Mengenai hadits ini Imam Syakhowi dalam Maqashid Al-Hasanah berkata walaupun hadits ini dhoif akan tetapi memiliki banyak saksi penguat seperti hadits sayyidina Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu dalam Tarikh Baghdad, dari sayyidina Ali dan Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhum dalam Al-Madkhol Imam Baihaqi dan juga Imam Ahmad dan Tirmidzi yang mana Imam Tirmidzi mengatakan hadits hasan. Begitu juga Al-Imam Al-Hafidz Zainuddin Al-Iraqi berkata bahwasannya sanad hadits ini dhoif dan bukan hadits maudhu’ ( palsu ). Dan guru kami ( guru Imam Syakhowi ) Al-Imam Al-Hafidz Abu Fadhl Ahmad bin Ali bin Hajar Al-Asqolani telah mengumpulkan sanad-sanad hadits ini.

Hal senada juga dikatakan oleh Imam Al-Ajluni dalam kitab beliau Kasy Al-Khofa’ 
 
“Sungguh Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqolani telah mengumpulkan jalan sanad hadits ini dalam kitab beliau yang beliau beri nama “Lidzati Al-‘Isy Fi Thoriq Al-Hadits Al-Aimmah min Quraisy” dan dengannyalah dapat diketahui bahwasannya hadits ini adalah memiliki derajat hasan. Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh Imam Tirmidzi. Selain itu Abu An-Najm juga menukil dari kitab Al-Madkhol karangan Imam Baihaqi bahwasannya hadits ini menurut Imam Ahmad bin Hanbal adalah dengan lafadz … Kemudian Abu An-Najm juga berkata bahwasannya Al-Hakim dan Al-Abadiy juga meriwayatkan hadits yang mana keduanya ada dalam Manaqib dari sahabat Ali Radhiyallahu Anhu dengan lafadz … dan juga Al-Qadhaiy meriwayatkan hadits ini dari sahabat Abdullah bin Abbas Radhiyallahu Anhuma dengan lafadz … dan rijalnya adalah rijal hadits-hadits shohih kecuali Ismail bin Muslim yang mana pada dirinya ada diperbincangkan ( memiliki cacat ). Imam Baihaqi dan Ibnu Hajar Al-Asqolani berkata jalan-jalan sanad hadits ini apabila dikumpulkan sebagian sanadnya ( dengan lainnya ) maka hal itu menjadikan hadits ini kuat ( bisa menjadi rujukan ) dan dapat diketahui bahwasannya hadits ini adalah memiliki asal dari Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Alihi wa Sallam ( bukannya hadits maudhu’ atau palsu ).” ( Kasy Al-Khofa’ Hadits No 1701 )

Jumat, 16 Oktober 2009

JANGAN TERTIPU WAJAH CANTIQ

Bagi laki-laki jangan sampai tertipu dalam memilih pendamping hidup jangan sampai tertipu dengan fisik seorang wanita lebih-lebih dengan wajah seorang wanita. Memang sudah kodrat alam, sudah sunnatulloh dan tidak bisa dipungkiri lagi bahwa laki-laki pasti senang dengan perempuan. Perempuan yang disukai oleh para sebagaian besar pria sudah pasti wanita yang masih muda, perawan, cantik, cakep, imut-imut, baik, pintar, solehah, keibuan, tidak materialistis, pengertian, penurut, setia, menerima pasangan apa adanya, dan lainnya.


Laki-laki umumnya menilai wanita pertama kali adalah dengan pandangan pertama. Jika cakep atau lumayan cakep ya boleh lah diperjuangkan, tetapi apabila jelek maka laki-laki umumnya enggan menindaklanjuti hubungan dengan perempuan yang jelek itu.


Akibat kebiasaan penilaian pria yang terlalu berientasi pada fisik maka para perempuan pun tidak tinggal diam. Mereka berupaya sekuat tenaga untuk berdandan mempercantik diri walaupun harus berkorban banyak dari mulai uang, waktu, perasaan, dan tenaga demi meningkatkan peluang disukai oleh para pria. Dengan begitu wanita yang tadinya mungkin seharusnya tidak disukai oleh seorang pria bisa sangat dipuja-puji dan ditaksir habis-habisan oleh pria itu karena memiliki fisik yang cantik.


Terkadang wanita yang cantiq tu mempunyai kecenderungan tuk lebih banyak macam-macamnya, lebih ada kecenderungan tuk tidak setia, lebih banyak kecenderungan tuk mencari-cari dan tebar pesona ke banyak laki-laki, memberi harapan ke sini dan ke sana, dan banyak laki-laki yang dikecewakannya.


Wah itulah wanita yang hanya mementingkan penampilan fisiknya saja dari pada penampilan dalamnya atau bisa dikatakan Inner Beauty. Tu lah yang dicari, secantik apapun perempuan kalau tidak memiliki Inner Beauty tak akan komplit. Inner Beauty lebih mahal dan lebih berharga dari pada kecantikan luar. Keramahtamahan, kesetiaan, kesabaran tu lebih berharga dari pada hanya kecantikan fisik. Makanya berhati-hatilah dengan wanita yang memiliki wajah cantiq dan pandai-pandailah memilih jangan sampai terperosok dengan wanita yang terlalu mengobral cinta ”PLAY GIRL”. Ingat tidak semua laki-laki hanya memperhatikan tampilan fisik saja, tapi juga Inner beauty dan perempuan tu nyambung klo diajak bicara. Wahai para wanita jadilah BEAUTY n HAVE GREAT BRAIN n klo diajak ngomong nyambung... SO GIRL SPEAK UP NOT JUST MAKE UP.


Mencari pasangan hidup yang cantiq tu baik tapi lebih baik lagi mencari pasangan hidup yang memiliki Inner Beauty dan yang terbaik yaitu mencari pasangan hidup yang memiliki kecantikan fisik dan inner beauty.